Thursday, February 19, 2009

BAHAN RENUNGAN HARI KE-9

KESAKSIAN HIDUP

Bapak Andreas adalah seorang warga yang peduli pada tetangga sekitarnya. Pada suatu hari ibu Kotijah, te­tangganya, memohon kepadanya untuk mengantar putranya yang sakit ke rumah sakit. Ibu itu tidak tahu harus meminta ban­tuan kepada siapa lagi. Walaupun Pak Andreas punya rencana lain yang mendesak, ia dengan ikhlas mau membantu. la men­dudukkan bocah itu ke kursi mobil, mengencangkan sabuk peng­amannya, dan segera melaju menuju rumah sakit.
Dalam perjalanan, bocah lelaki yang bernama Seno itu me­natap Pak Andreas dan bertanya, 'Apakah bapak bernama Allah?" Dengan terkejut Pak Andreas menjawab, "Bukan !!"Anak lelaki itu dengan lugunya melanjutkan, "Tad isaya mendengar ibuku berdoa kepada Allah agar aku dapat diantar ke rumah sakit. Kalau bapak bukan Allah, apakah bapak anak buah Allah?" Pak Andreas ber­gumam, "Mungkin demikian.". Dalam hati pak Andreas muncul keinginan untuk melaksanakan perbuatan baik seperti ini lagi, agar ia dapat mewartakan kebaikan Allah.
Yesus memanggil dan mengutus para murid-Nya, "Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat." (Yoh 10:7) Sung­guh menarik bahwa para murid yang dipanggil Yesus bukanlah orang-orang yang hebat. Mereka kebanyakan tidak terdidik dan orang-orang biasa. Namun Yesus mempercayakan perutusan­nya kepada mereka. Kini, Tuhan pun memanggil dan mengutus kita semua, tanpa kecuali, untuk mewartakan kabar gembira Kerajaan Allah. Pewartaan kabar gembira tidak melulu dengan kata-kata, namun terlebih melalui kesaksian hidup kita sehari-hari.
Dunia dan masyarakat luas membutuhkan kabargembira Ke­rajaan Allah. Allah memerlukan kita untuk menjadi saksi kebenar­an di tengah situasi riil masyarakat saat ini, misalnya situasi kelaparan, ketidakamanan hidup, ketidakadilan dan penindasan hak­hak asasi manusia. Kita perlu merefleksikan diri: sejauh mana saya terlibat menjadi saksi kebenaran, menjadi pewarta kabar gembira di tengah lingkungan, tempat saya berada. Sebagaimana Bapak Andreas, kita juga di panggil menjadi bentara untuk mem­bawa keselamatan yang ditawarkan Allah kepada dunia. (Nhr)

No comments: